Janji terpateri
Walau cinta belum bertemu
Dalam tadahan doa
Mengharap kelak ia kan terus mekar
Saat lafaz mithaqan ghalizha
Meluncur dari hati ke bibirmu
Atas nama Tuhan yang menyatukan
Namun rindu tetap menyentuh lembut bahuku
Menyapa dalam mimpi-mimpiku
Tanpa bicara
Langsung tidak dikau menegurku
Hanya pandangan ku yang kau balas
Tetapi tetap juga bisu seperti kalammu
Fatihah kuhadiahkan untukmu
Agar tetap dalam perlindungan al-Hafiz, As-Salam
Ditetapkan keimanan
Menjadi qurratu ain
Menjadi imam al-muttaqin
Bimbang dalam bisikan
Kerap mempersoalan ikatan
Kita jarang bertukar cereka
Gurau dan tawa
Saat air mata mengalir pantas
Padamu tidak aku mengadu
Nasihatnya
“Beruntunglah dalam kalangan mereka yang sedikit”
Alhamdulillah Ya Rabb Ya Rahman Ya Rahim
Kau anugerahkan hadirnya di sisi
Bagai Kau menguji habibMu
Tegasnya tidak menghirau ku
Agar aku berterus mencariMu
Menengejar cintaMu
MengasihiMu
Bergantung , hanya mengadu padaMu
Kadang lemah melangkah
Terus kau kuatkan dengan dinding
Mengukuhkan benteng yang hampir roboh
Ya Tuhan, moga rinduku
PadaMu dan pada kekasihMu
Melebihi rindu dan kasihku padanya
Alangkah rindu ku bawa tidur
Biarlah berlebih kepada kekasih alam
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan bayaran syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh dan terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Dan siapakah lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu dan itulah kemenangan yang besar. (surah at-Taubah ayat 111)
Sunday, December 20, 2015
Saturday, November 21, 2015
Tinta Buat Petani
Tentang tanah yang kau rebutkan
Tentang hasul yang kau busukkan
Satu tandan habis ternila
Bagai kau belum pernah
Mencangkul batas bersama
Konon ladang itu telah terbagi dua
Kini sebelah menghantar perang
Sebelah menghantar belalang
Menjahanamkan cili dan kesum
Tegak, namun tanpa hijau tersisa
Tersia
Apa gejadahnya!
Andai labu masih berkudrat untuk menjalar
Barangkali ekar lain perlu ku tebas sendiri
Melawan lalang dan cendawan
Sesak dalam kabut
Agar diri berguna lagi
Menjadi hamba Ilahi...
3 Oktober 2015
Tentang hasul yang kau busukkan
Satu tandan habis ternila
Bagai kau belum pernah
Mencangkul batas bersama
Konon ladang itu telah terbagi dua
Kini sebelah menghantar perang
Sebelah menghantar belalang
Menjahanamkan cili dan kesum
Tegak, namun tanpa hijau tersisa
Tersia
Apa gejadahnya!
Andai labu masih berkudrat untuk menjalar
Barangkali ekar lain perlu ku tebas sendiri
Melawan lalang dan cendawan
Sesak dalam kabut
Agar diri berguna lagi
Menjadi hamba Ilahi...
3 Oktober 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)